Pengamatan Sosiolinguistik



Tugas Pengamatan
Mata Kuliah Sosiolinguistik

Nama : Pipin Zahara
Nomor  Absen : 28
Kelas : Sastra Indonesia (B)

1.      Identifikasi
a.       Tempat yang diamati : Pendopo, Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Padang.
b.      Waktu pengamatan : Senin, 23 Mei 2016,  pukul 13.45 WIB.
2.      Gejala sosiolinguistik yang ditemukan:
a.       Campur kode
b.      Alih kode
c.       interferensi
3.      Tentukan satu judul yang dipilih : “Campur Kode Pada Bahasa Tutur Mahasiswa FBS UNP”
4.      Latar belakang pemilihan judul:
Campur kode sering kali kita temui dalam berbagai percakapan di masyarakat. Campur kode dapat terjadi pada semua kalangan masyarakat, status sosial seseorang tidak dapat mencegah terjadinya campur kode atau sering juga disebut multi bahasa. Masyarakat yang multi bahasa muncul karena masyarakat tutur tersebut mempunyai atau menguasai lebih dari satu bahasa yang berbeda-beda sehingga mereka dapat menggunakan bahasa tersebut dalam kegiatan berkomunikasi. Dalam kajian sosiolinguistik, pilihan-pilihan bahasa tersebut kemudian dibahas karena hal ini merupakan aspek penting yang dikaji dalam aspek ilmu kebahasaa terutama bagi mahasiswa FBS UNP.


5.      Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, permasalahan yang akan diteliti yaitu:
a.       Apa pengertian campur kode?
b.      Contoh dari campur kode.
6.      Tujuan penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan dari penelitian ini yaitu:
a.       Menjelaskan pengertian campur kode.
b.      Menjelaskan contoh dari campur kode.
7.      Teori-teori yang mendukung
No.
Teori
Buku
1.
Apabila di dalam suatu peristiwa tutur, klausa-klausa maupun frase-frase yang digunakan terdiri dari klausa dan frase campuran (hyibrid clauses hybrid pharases), dan masing-masing klausa atau frase tidak lagi menduduki fungsi sendiri-sendiri, maka peristiwa yang terjadi adalah camur kode.
Chaer dan Agustina  (1995:152)
2.
Campur kode merupakan penggunaan satuan bahasa dari satu bahasa ke bahasa lain untuk memperluas gaya bahasa atau ragam bahasa, pemakaian kata, klausa, idiom, dan sapaan.
KBBI (2005:190)
3.
Campur kode atau interferensi sebagai penggunaan satuan bahasa dari suatu bahasa ke bahasa lain untuk memperluas gaya bahasa atau ragam bahasa; termasuk di dalamnya pemakaian kata, klausa, idiom, sapaan, dan sebagainya.
Kridalaksana (1982:32) Pengantar Soisiolinguistik.
4.
Campur kode terjadi apabila penutur menyelipkan unsur-unsur bahasa lain ketika sedang memakai bahasa tertentu.
Sumarsono (2002:202-203)
5.
Suatu keadaan berbahasa menjadi lain bilamana orang mencampurkan dua (atau lebih) bahasa atau ragam bahasa dalam situasi berbahasa yang menuntut percampuran bahasa itu. Tindak bahasa yang demikian disebut campur kode. Campur kode dapat juga dikatakan sebagai alih kode yang berlangsung cepat dalam masyarakat multilinguistik
Nababan (1989:32) Sosiolinguistik: Suatu Pengantar
6.
Bila di dalam suatu peristiwa tutur terjadi peralihan dari klausa suatu bahasa ke klausa bahasa lain, maka peristiwa yang terjadi adalah alih kode. Tetapi apabila didalam suatu peristiwa tutur, klausa-klause maupun frase-frase yang digunakan terdiri dari klausa dan frase campuran (hybrid clauses, hybrid phrases), dan masing-masing klausa atau frase itu tidak lagi mendukung fungsi sendiri-sendiri, maka peristiwa yang terjadi adalah campur kode, bukan alih kode.
Thelander (1976:103) Sosiolinguistik Perkenalan Awal.
7.
Setiap peristiwa wicara (speech event) yang mungkin terjadi atas beberapa tindak tutur (speech act) akan melibatkan unsur: pembicara dan pembicara lainnya (penutur dan petutur), media bahasa yang digunakan, dan tujuan pembicaraan
Jendra (1991: 134-135)
8.
Campur kode campuran merupakan unsur serapan yang diterima oleh bahasa penyerap dengan pembagian menjadi dua bagian seprti (inner dan outer code mixing) telah pula dilakukan
Jendra (1991)

8.      Metode Penelitian
Campur Kode
Campur kode dapat terjadi jika pembicaraan penutur menyelipkan bahasa lain ketika sedang menggunakan bahasa tertentu dalam pembicaraannya. Unsur-unsur yang diambil dari bahasa lain itu sering kali berwujud kata-kata, juga berwujud frase, berwujud kelompok kata, berwujud perulangan kata, berwujud beridiom atau ungkapan maupun berwujud klausa. Simaklah peristiwa campur kode yang menggunakan bahasa Indonesia, bahasa Minang, dan bahasa Inggris yang terjadi pada mahasiswa FBS UNP berikut ini.
Lokasi : Pendopo, Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Padang.
Bahasa : Indonesia, Minang, dan Inggris
Waktu : Tanggal 23 Mei 2016,  pukul 13.45 WIB.
Penutur : mahasiswa 1 (M1) dan mahasiswa 2 (M2)
Topik : M1 menanyakan tugas kuliah kepada M2.
M1: Kapan ngumpulin tugas keredaksiannya Ki? Besok deadlinenya loh?
M2: Iya aku tau, don’t worry nantik juga selesai.
M1: Bisuak kumpulkan ke Khadri ya.
M2: terakhir jam bara?
M1: jam 09.00 WIB di pendopo.
M2: Oke. Tanks infonya.
Pada kasus disini penutur cenderung bercampur kode dengan bahasa asing yaitu bahasa Inggris dengan maksud menunjukan bahwa penutur merupakan seorang yang berpendidikan dan modern sehingga dalam berkomunikasi banyak menyisipkan kata atau istilah dalam bahasa asing.

9.      Daftar Pustaka
Kridalaksana, Harimurti. 1982. Pengantar Soisiolinguistik. Baandung : Angkasa
Nababan, P.W.J. 1986. Sosiolinguistik: Suatu Pengantar . Jakarta:  Gramedia.
Abdul Chaer dan Leonie Agustina. 2004. Sosiolinguistik Suatu Pengantar. PT Rineka Cipta. Jakarta.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

ANALISIS STRUKTUR, KOHESI DAN KOHERENSI CERPEN HENING DI UJUNG SENJA KARYA WILSON NADEAK

Makalah Penggolongan Sastra Nusantara Cerita Binatang dan Pelipur Lara

Membandingkan Cerpen Malin Deman dan Cerpen Jaka Tarub Berdasarkan Ilmu Sastra Bandingan